Something I Feel Strongly About
Temanya Something I Feel Strongly About. This is really a harder question than what it seems, considering I feel strongly about many things. Tadinya mau bahas tentang self love untuk mereka yang habis patah hati (terutama wanita). Pas nyontek challengesnya ternyata day 5 tentang percintaan. Jadi kayaknya ini bisa disimpan buat tulisan selanjutnya wkwk. Mencoba mencari lagi yang paling strong ku rasakan. Akhirnya nemu ide nulis "Yuk menjadi bijak menggunakan sosial media!" Asyik kan judulnya udah kayak seminar seminar wkwk.
Nah seperti yang kita tahu internet, smartphone, netizen bukan kata-kata yang asing lagi ditelinga kita. Satu lagi yang udah sering kita denger juga, hoax. Dengan adanya koneksi internet, semuanya terasa jadi cepat dan mudah. Banyak informasi yang bisa kita dapatin, mau berita dalam atau luar negeri, mau topik ekonomi, politik, budaya, olahraga, hiburan, dan masih banyak lagi, semua bisa kita baca sekarang. Nah masalahnya adalah nggak semua orang itu bijak dalam menerima dan menanggapi informasi. Aku tuh tipe yang suka baca kolom komentar, jadi rada miris aja kalo ada yang komen jahat, bullying, mudah terprovokasi. Sampe-sampe tahun 2019 tadinya aku mau angkat judul skripsi tentang cyberbullying :") tapi gajadi. Yaudahlah simak aja yuk tips dariku menjadi netijen yang bijak!
Jangan Sembarangan Berkomentar
Kenapa aku posisikan ini dipaling pertama? Karena ini yang mau aku fokuskan, prioritaskan, menjadi utama untuk bijak dalam menggunakan sosmed. Sebagai pembaca komen sejati, sepengamatanku sih 2020 ini udah mulai berkurang komentar hujatan. Gak seperti di tahun 2019 yang busetdah udah kayak gak ada filternya itu jari buat ngetik wkwk. Maksudku bukan komen di account ku ya, tapi di akun selebgram/artis biasanya. Tapi gak mungkiri, masih ada aja orang yang suka berkomentar di media sosial dengan bebasnya, alias sekate-kate. Kalo komentar positif mah gak ada masalah ya. Lah ini komentar negatif, mengeluarkan ungkapan negatif (kayak nama nama hewan), dan kata-kata kotor lainnya yang dilontarkan hanya untuk kepuasan menyerang di media sosial. Terus ada aja gitu orang yang setelah komen negatif tanpa dosanya mengatasnamakan "kebebasan berpendapat" / "kalo gak mau dibully ya gak usah jadi selebgram" / "segini aja lu baper" dan bentuk pembelaan diri lainnya. Asli, gak ngerti sih aku sama orang kayak gini. Menurutku misal kamu gak suka sama postingan seseorang, tinggal skip. Tinggal scroll. Dah. Kelar. Pertama kamu terbebas dari dosa karena gak menghujat. Kedua, kamu gak perlu mengeluarkan tenaga untuk mengetik. Ketiga, emosimu tetap stabil. Lebih banyak kan manfaatnya? Tentu. Nih ya, ketika berkomentar negatif, mungkin asal ceplos aja. Tapiii..ngebayangin gak sih dampak psikologis untuk mereka yang dihujat? Dia bisa aja tampak strong, atau bahkan memilih untuk diam tidak berkomentar, tapi pernah gak sih mikir gimana kalo dia gak bisa tidur semaleman cuma karena mikir komen negatif dari kamu? Bahkan sampai gak makan? Atau sampai memerlukan tenaga profesional untuk membantunya tetap berpikir positif dan tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Gemes akutu hahaha. Nah ini baru dampak buat ke yang dibully ya! Ke netizen lain berdampak gak? Iyalah. Karena komen negatif itu bisa memprovokasi orang-orang. Orang yang awalnya gak niat untuk negative thinking, jadi terdorong untuk ikutan berkomentar negatif. So, untuk kalian para pembaca blogku, semoga kalian termasuk netizen yang bijak dalam berkomentar di sosial media ya. Di dunia nyata juga. Mengkritik boleh, tapi sebisa mungkin pakai bahasa yang sopan dan kritik yang membangun (ada kritik dan ada solusi).
Lihat dari Sudut Pandang Lain
Masih berkaitan sama poin di atas tadi. Saat menerima suatu informasi, entah berbentuk tulisan, gambar, video, kita punya penilaian sendiri. Dulu waktu bimbingan skripsi, dosen pembimbingku selalu bilang "kamu harus melihat sesuatu dari banyak sudut pandang." Kalo informan 1 bilang gini, informan 2 sama gak pendapatnya, informan 3 sama gak, dst. Sampe akhirnya aku dapet 10 informan :") ini saking pengen lihat berbagai sudut pandang mengenai penelitianku. Oleh karena itu, kadang-kadang kita nggak bisa melihat semuanya itu dari satu sudut
pandang aja. Sebab, gak semua yang selalu kita anggap baik akan
selamanya baik begitupun sebaliknya, gak semua yang dianggap buruk ternyata buruk. Cobalah untuk memahami suatu hal
dari sudut pandang lain. Contoh banget nih ya, ketika lagi lihat akun gosip, ada postingan baru nih misal tentang perselingkuhan. Ya coba lihat dari sudut pandang lain, beneran terjadikah, gimmick semata, ada mau launching film baru kah wkwk, atau kebutuhan konten, rating, dan masih banyak kemungkinan lainnya kan. Jadi inget akun temenku pernah kena serang netizen gara-gara temenku komentar "yakan belom tentu bener beritanya." Hahaha sabar ya teman :") yang benar tidak selamanya dibela :)
Perhatikan Sumber Berita
Nah ini harusnya langkah pertama menjadi netijen bijak. Hal pertama yang harus dilakukan saat nerima suatu informasi di media sosial, kamu cari tau sumber atau alamat situs beritaya. Nah ini tugasku di grup whatsapp keluarga nih hahaha, setiap mama papa dapet berita pasti ngasih tau aku dulu dan aku cek kebenarannya. Caranya gampang guys! Kamu cukup copas beritanya di search engine. Kamu juga boleh menambahkan kata 'hoax' diakhir copasan berita, biar yang muncul langsung intinya berita hoax apa bukan. Gampang kan caranya sobat. Lawan hoax, stop forward berita yang belum jelas kebenarannya, cek sumber berita. Nih ada lagi tipsnya dari kitabisa.com
Baca Keseluruhan Berita
Penting banget untuk kita membaca berita TIDAK setengah-setengah, hanya melihat judul, baca sekilas, kemudian kamu langsung menyimpulkan. Gini lho, sekarang ini kebanyakan judul-judul berita clickbait. Bisa dibilang berlebihan sih, tapi aku gak menyalahkan ya. Karena kalo judulnya gak menarik, netizen juga gak tertarik buat klik membaca. Bahkan, ada yang judulnya gak nyambung sama sekali sama isi beritanya. Kadang ada juga berita yang misalnya dipecah jadi halaman berbeda, misal halaman 1, 2, 3, dan 4. Biasanya inti beritanya tuh kalo gak dilembar pertama ya terakhir. Tapi sepengalamanku kebanyakan sih ditaruh di halaman terakhir. Awal-awal cuma basa-basi. Atau bisa aja awalnya penting, tapi akhirnya cuma kutipan komentar netizen :) Nah itu guys pentingnya baca berita secara keseluruhan, jangan langsung menyimpulkan yaaa.
Berpikir Kritis
Kritis terhadap informasi yang kamu dapat, boleh banget guys. Menganalisa kira-kira beritanya masuk akal gak ya? Logis gak ya? Sumbernya bisa dipercaya gak ya? Kok websitenya mencurigakan ya? Berita ini pantas untuk disebarkan gak ya? Hal seperti ini juga penting untuk dikritisi karena takut menimbulkan kesalahpahaman antar pengirim dan penerima berita. Jangan sampai niat kamu menjadi orang pertama yang update berita, eh malah jadi salah satu penyebar hoax.
Internet bukanlah tempat yang aman. Jangan memberi informasi pribadi yang bersifat privasi kepada orang lain yang gak kamu kenal ya, seperti nomor hp atau alamat rumah. Karena bisa saja ada oknum yang memanfaatkan untuk kejahatan. Jangan cepat percaya dengan orang yang baru kamu kenal.
Jadi pesanku, stop hate speech, stop menyebar hoax, pastikan sumber berita terpercaya, baca berita secara menyeluruh, berpikir kritis, dan tetap jaga privasi milikmu.
Sampai disini dulu teman-teman. Selamat malam :)
Komentar
Posting Komentar