Stop Bilang "Tidak Bisa Nabung"

Halo teman-teman :) 
Kali ini aku mau bahas tentang menabung. Mulai dari pengalamanku menabung dari kecil hingga sekarang, serta tips menabung ala Sitha. 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari menabung adalah:
me.na.bung
Verba (kata kerja) menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dan sebagainya) : setiap Senin anak-anak menabung di sekolah.


 Sudahkah kamu memiliki tabungan?


Aku pernah membaca sebuah berita yang menyatakan bahwa makin banyak generasi milenial tak punya tabungan, terutama generasi milenial muda (18-24 tahun).


Kebanyakan dari teman-teman yang aku tanyakan alasan mengapa ia tidak menabung macam-macam, tapi kalo dirangkum kurang lebih seperti ini:
"Susah"
"Masih banyak keperluan"
"Lagi ingin ini itu"
"Udah nyoba, tapi banyak banget godaan mata"
Bahkan ada yang mengatakan, "Udahlah masih umur segini, nanti aja"


Memang sih, di umur yang masih muda kadang sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Karena kadang kita membeli sesuatu dengan alih-alih, "suatu saat nanti juga butuh. Simpan saja dulu". Ya gak sih? Hahaha apalagi pas barang tersebut diskon. Ughhh cewek-cewek kalau udah lihat diskon matanya cerah banget.


Jujur, aku sendiri ngalamin kok kayak gitu. Aku suka banget minyak wangi. Sulit untuk nahan tidak beli. Apalagi harganya yang lumayan bagi kantongku, terus tiba-tiba diskon di toko yang besar-besaran, fix deh itu pasti beli hahaha. Misalnya wanginya enak, dan harganya bersahabat juga pasti aku beli. Seperti ku bilang tadi, membeli dengan alasan "nantikan bisa disimpan buat nanti."
Hingga akhirnya aku sadar.... minyak wangiku ada tujuh. Haaahhh...agak kaget sih. Walau segitu, kadang masih ada hasrat ingin membeli baru. 
Mengapa aku cerita hal itu? Jadi begini, waktu itu tabunganku sempat anjlok, akupun mencari tahu kemana saja arus pengeluaran dana, apa sebenarnya yang paling sering aku beli. Hingga akhirnya aku menemukan bahwa aku boros di parfum. Oke, mulai saat itu aku mulai berubah pikiran dan akan menghabiskan satu-satu parfumku, baru membeli baru. Nahan godaan emang sulit, tapi buat apa menumpuk banyak barang?


Ok itu baru basa-basi. HAHAHA maaf ya, aku menulis apa yang ada dipikiran saja, tidak peduli sudah berapa kata yang telah aku tulis.


PERJALANAN MENABUNG

SD:
Aku sudah mulai diajarkan menabung sejak menginjak sekolah dasar. Uang jajanku sebesar Rp5.000 dan aku biasanya akan menabung sekitar Rp2.000/hari. Namanya anak kecil, masih suka jajan ini itu. Ciki, es, wafer, telor gulung, mie sakura, apa aja suka-suka. Tinggal tunggu sakit aja wkwk.
Aku ingat celengan pertamaku adalah bentuk ayam berwarna hijau. Mama selalu menyemangatiku untuk menabung dan rajin menelepon hanya untuk menanyakan "udah nabung berapa hari ini?"
Aku dan kakakku suka adu berat-beratan celengan. Namanya anak kecil, senang kan lihat celengan berat dan terisi penuh. Walau begitu, aku pernah berbohong kepada Mama mengatakan bahwa aku telah menabung hari itu, padahal uangnya aku belikan roti. Karena waktu itu ada menu baru roti berwarna hijau, dan aku menyukainya dan suka khilaf beli dua. Seingatku, aku tidak lama memiliki tabungan karena saat itu aku sudah memecahkan celengannya saking tidak sabar memiliki banyak uang. Heuuu namanya anak kecil ya :( *alasan klasik*

SMP:
Aku sama sekali tidak memiliki tabungan. Aku tidak bisa bercerita apapun di masa ini, karena uang jajanku harian. Ala kadarnya, sisa syukur, gak sisa yaudah.

SMA:
Saat duduk dibangku SMA, uang jajanku sudah bulanan. Ya, aku lebih menyukai ini. Karena berarti saat itu juga aku harus belajar mengatur keuanganku sendiri. Banyak yang bilang uang jajan bulanan itu berat? Bagiku justru lebih enak sih, karena kalau kita berhasil hemat, kita juga yang akan nikmatin keuntungannya. Serta tidak perlu lagi minta uang jajan setiap hari. Di sini, aku pun juga tidak menabung. Hanya versi celengan di rumah dan sewaktu-waktu aku bisa mengambilnya. Hmmm aku pun tak bisa bercerita banyak pula di sini. Bisa dibilang SMA justru boros bagiku, tapi syukurlah tidak sampai kekurangan.


Kuliah:
Di sinilah perjalanan menabung sesungguhnya dimulai. Uang jajanku bulanan, aku juga baru sadar ternyata tabunganku saat SMA yang ala kadarnya justru banyak sekali sisanya. Tabungan pertamaku adalah di Bank Mandiri. Aku buat tabungan ini dikarenakan keharusan dari kampus, karena untuk kartu mahasiswa juga. Wah kini aku memiliki ATM, yang biasanya cuma dengar cerita ATM dari guru ekonomi, kini aku juga punya. 


Lalu, aku mulai membagi tabunganku. Rencananya sih mau beli celengan yang tidak boleh diambil, dipecahkan, dibolongin, atau apalah itu. Aku membeli celengan dari seorang nenek tua renta yang masih semangat bekerja. Aku ingat harga celengan tersebut Rp20.000 dan tadinya papa mau bayarin, cuma aku menolak. Karena kalau pakai uang sendiri, biasanya aku akan lebih menghargai barang tersebut. Celengan tersebut cukup besar. Papa bilang, "tulis bulan kamu pertama kali nabung di celengan, supaya kamu tahu kapan kamu memulai menabung." Seperti biasa awal menabung adalah hal paling semangat. Hingga ada waktunya aku ingin membeli barang sesuatu. Saat kuliah, aku sudah jarang minta uang. Walau mama bilang, "uang jajan kamu ya untuk jajan aja. Buku, fotocopyan, atau kebutuhan lainnya diluar uang jajan. Kalau ada sisa ya ditabung." Tapi gak tau kenapa gak enak aja, prinsipku saat itu uang jajanku sudah termasuk segala kebutuhan diriku. Belajar mengatur keuangan dari sekarang. Alhasil lumayan juga banyak terkuras untuk membeli buku. Belum lagi fotocopyan ini itu. Ditambah aku sudah mengenal online shop. Wah makin menjadi kan pengen ini itu. Niat awalnya sih cuma ingin bolongan celengan tersebut untuk lihat berapa nominal uangnya, eh kegoda :( diambil satu lembar, satu lembar, lama-lama kebiasaan. KACAU! Aku puter otak lagi akhirnya.


Akhirnya aku memutuskan untuk menyimpan uang di sebuah dompet tersembunyi. Aku mulai membagi uang jajan perhari (sudah termasuk jajan dan transportasi). Sisanya baru dimasukan ke dompet tersebut. Lumayan sih hasilnya.. tapi gak terlalu bekerja. Lagi, lagi, hobi 'nyomot' itu terjadi. Puter otak lagi.


Akhirnya aku memutuskan membuka rekening baru. Kali ini aku memilih menjadi nasabah BNI. Modal nekat tuh bikin rekening baru. Aku baru jelasin ke mama pas udah jadi buku tabungannya hahaha. Jadi, niatnya aku adalah uang yang di ATM Mandiri adalah uang jajanku sehari-hari dan uang yang di ATM BNI adalah uang tabungan sesungguhnya. Aku juga memilih menabung di bank karena lebih aman. Sungguh akhirnya aku menyukai cara ini. Berhasil juga menabung. Bahkan dulunya aku punya target yang cukup fantastis. Melihat nominal angka tabungan banyak, semakin membuat diriku semangat mencapai target. Syukurlah. Dari sini juga aku mulai belajar membagi arus keuanganku, antara jajan, menabung, dan beramal. 


Hingga akhirnya semua mulai berubah. Ada satu bulan di mana aku merasa itulah bulan terboros seumur hidupku, bahkan di bulan tersebut aku tidak menabung sepeserpun dan malah mengambil tabungan kemarin-kemarin. Oh, No! Di sini aku merasa nyesal banget. Aku juga saat itu memiliki jumlah yang lumayan banyak, jadi aku pinjamkan sana sini hingga aku tak sadar sudah berapa banyak yang sudah ku keluarkan. Makin acak adul dah tuh karena pengeluaran merosot tajam.


Hingga aku mulai cari cara biar bisa nabung. Harus bisa! Aku tiba-tiba tertarik dengan arisan. Melihat orang tua ikut arisan, di RT ada arisan, dan beberapa teman kampusku juga arisan, aku jadi penasaran ingin ikut. Aku sudah ngajakin teman-temanku, tapi tidak ada yang mau. Bahkan yang dulunya mengajak, malah sekarang tidak mau. Dulu aku tak mengerti apa itu arisan, yang ku tau hanya aku akan dapat uang dadakan saat kocokan keluar namaku. Karena sebal tidak ada yang mau diajak arisan, aku pun mencari tahu apasih arisan itu, sistemnya seperti apa. Ternyata arisan itu kita membayar iuran sesuai dengan kesepakatan anggota, bisa perminggu atau perbulan. Lalu saat nama kita keluar, kita seolah mendapat uang kaget. Sama saja sih seperti menabung sebenarnya. Bedanya adalah, arisan ini adalah kebersamaannya. Semacam silahturahmi. Gitu loh jeng.


Akhirnya seolah diberi petunjuk oleh Tuhan, ada artikel mengenai deposito. Aku mencari tahu sendiri. Tadinya bingung antara pilihan tabunganku dengan deposito. Apa juga bedanya tabungan di ATM sama deposito. Sering dengar, tapi tidak tahu persisnya. Masing-masing bank memiliki nama deposito sendiri. BNI namanya TAPENAS, Mandiri namanya Mandiri Tabungan Rencana, dsb. Aku memilih BNI sebagai tempat deposito-ku.
Menurut web BNI, deposito merupakan simpanan berjangka yang menjadikan simpanan Anda aman dengan tingkat suku bunga yang menarik.
Menurut pengalamanku ya, jadi syarat pertama adalah kita merupakan nasabah dari bank tersebut. Karena deposito itu uangnya akan didebet otomatis dari tabungan utama kita. Minimal satu tahun dan saldo setoran awal minimal Rp100.000, seingatku ya hehe. Lalu kamu akan mengisi formulir, dan ditanya tujuan depositonya apa. Karena diriku saat itu bingung, akhirnya customer service membantu menjawab "yaudah tulis aja untuk pendidikan." Ini ada dua pilihan juga sih, bisa sampai batas yang kita tentukan (misalnya 2 tahun) baru bisa diambil, atau ada target (misalnya target buat beli rumah Rp500.000.000) kalau sudah sampai target baru dikasih tau dan bisa diambil. Biasanya yang kayak buat umroh, haji, rumah, atau lainnya. Untuk info lengkap bisa nanya pihak bank terkait. Karena aku sendiri juga modal nekat sih haha, di keluargaku belum ada yang mencoba begini. Berbekal baca-baca di berbagai website, aku langsung bergegas ke bank dan nanya ke customer servicenya langsung untuk info lengkap baru memutuskan membuka deposito. Voila jadilah! Intinya nih ya sebenarnya deposito itu NABUNG PEMAKSAAN. Bukan dari segi negatif ya, ini justru positif. Kamu dipaksa mau gak mau harus nabung sesuai jumlah nominal kesepakatan dan jangka waktu yang udah ditetapkan, dan ada resiko kalau kamu ngambil uangnya sebelom tempo waktu (seperti potongan berapa persen). Maksa demi kebaikan kamu juga. Cara nabung ampuh menurut aku ini sih hahaha. Rada nyesal baru tau deposito ini tahun 2017. Gapapa telat, daripada tidak sama sekali yakan? :) Saran aku, jangan semuanya ditabungin di deposito. Pada dasarnya menurutku deposito itu jika kamu ada uang lebih yang tidak tau mau diapakan, diluar segala kebutuhan kamu. Woalah panjang amat ya curhatnya mba Sitha.. wkwk.


Kenapa deposito penting? Bedanya dengan menabung?
Tabungan kamu di bank sewaktu-waktu bisa diambil. Sedangkan deposito tidak bisa. Baru bisa diambil sesuai tempo waktu yang telah kamu tentukan di awal kesepakatan. Tapiiii... bunganya tentu lebih besar deposito donggg.. semakin besar nominal kamu, semakin besar bunga yang didapat. Kamu juga bisa menambah saldo deposito diluar debet otomatis, datang langsung saja ke teller. Udah cocok belom jadi pegawai bank? Hihi ><


Jenis tabungan terakhir aku saat ini adalah NABUNG RP20.000.
Kalau kamu pernah lihat di youtube, mungkin banyak judul seperti "Beli rumah modal Rp20.000" atau contoh-contoh menggiurkan lainnya. Jadi, sistemnya adalah setiap kamu mendapat uang Rp20.000 mau tidak mau kamu harus menabunginya. Carilah toples/botol atau benda apapun yang transparan untuk menaruh uang. Supaya kita terpacu untuk menabung kalo lihat uang masih dikit, "kok baru dikit ya." Gitu loh. Awal-awal aku juga kurang setuju sih sama cara ini. Kayak apa ya...Rp20.000 lumayan besar ya. Bayangin kalau kita uangnya Rp50.000 belanja kurang dari Rp30.000 kemungkinan kita dapat kembalian duit berwarna hijau itu pasti besar. Terus nabungin. Terus besok lagi pakai uang Rp50.000, kembali Rp20.000an lagi. Boros juga. Aku tidak terlalu merekomendasikan ini sih kalau uangnya lagi pas-pasan. Hehe. Sebenernya sih logikanya gini juga sih, kita kan gak selamanya dapat kembalian uang Rp20.000, kadang dua lembar Rp10.000 atau pecahan lainnya. Uang Rp20.000 terbilang jarang deh. Tapi setelah aku coba cara ini, lumayan juga loh tau-tau udah banyak. Syukurlah. 

Begitulah perjalanan menabung Sitha. Kalau kamu ada uang lebih lagi, jangan lupa investasi yaaa.. Investasi untuk jangka panjang, menabung untuk jangka pendek. Bedanya itu. Investasi baru dapat keuntungan minimal lima tahun. 


TIPS MENABUNG
1. Belajar menahan diri dari godaan diskon, buy 1 get 2, atau berbagai macam promosi lainnya.
2. Pikirkan masa depan. Hidupmu masih panjang, uangnya jangan dihabiskan buat masa sekarang. 
3. Pisahin antara kebutuhan jajan, beramal, dana darurat, menabung, dan investasi.
4. Cari tahu arus pengeluaran kamu. Buat catatan. Kalau aku pernah dengan cara membuat tabel arus pengeluaran dan pemasukan (serta darimana dananya, misalnya: dipakai untuk membeli buku, beli baju). Sehingga aku tau kemana aja uang aku pergi.
5. Hemat boleh, pelit jangan. Wkwk.
6. Menabung tidak harus nominal besar! Kecilpun tak apa, ingatkan pepatah, "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit."
7. Kurangi belanja online yang tidak benar-benar kamu butuhkan.
8. Jangan tergoda nominal besar di tabungan. Mentang-mentang udah banyak, lalu "ah yaudahlah masih banyak ini."
9. Targetkan jumlah uang menabung. Ini bisa jadi acuan atau semangat buat kamu. Target 100 juta? Atau 1 milyar? Bisa kok mudah-mudahan :)
10. Terpenting dari segalanya adalah NIAT. Ini kunci utamanya sih :)


Oke demikian tulisan pengalaman dan tips menabung dari aku. Semoga membantu dan memotivasi. Hahaha. Salam sukses!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Nextar Brownies Cookies

55 Hal Yang Gue Amati di Angkot

My Chairmate